Rabu, 09 November 2011

Divertikulosis Pengganggu Pencernaan

PENYAKIT DIVERTIKULOSIS
          Penyaikt divertikular terdiri atas penyakit divertikulosis dan divertikulitis. Penyakit divertikulosis yaitu adanya kantong-kantong kecil yang terbentuk pada dinding kolon yang terjadi akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada konstipasi kronik. Hal ini terutama terjadi pada usia lanjut yang makannya rendah serat. Penyakit divertikulosis terjadi bila penumpukan sisa makanan pada divertikular menyebabkan peradangan. Gejal-gejalanya antara lain kram pada bagian kiri bawah perut, mual, kembung, muntah, konstipasi atau diare, menggigil, dan demam.
Etiologi Penyaikt Divertikulosis
            Penyebab utama dari penyakit divertikulum adalah makanan rendah serat. Serat merupakan bagian dari buah-buahan, sayuran dan gandum yang tidak dapat dicerna oleh tubuh. terdapat dua jenis serat yang membantu memperlunak tinja sehingga mudah melewati usus. Serat juga mencegah sembelit (konstipasi). Sembelit menyebabkan otot-otot menjadi tegang karena tinja yang terdapat di dalam usus terlalu keras. Hal ini merupakan penyebab utama dari meningkatnya tekanan di dalam usus besar. Tekanan yang berlebihan menyebabkan titik-titik lemah pada usus besar menonjol dan membentuk divertikular.
Patofisiologi Divertikulosis
  Divertikulosis kolon merupakan penyebab yang paling umum dari perdarahan saluran cerna bagian bawah. Divertikula kolon merupakan lesi yang diperoleh secara umum dari usus besar pada perut. Dasar anatomi penyebab dari perdarahan ialah pecahnya secara asimetris cabang intramural (di vasa recta) dari arteri marginal pada kubah divertikulum atau pada margin antimesenterikus. Divertikula paling sering terletak pada kolon sigmoid dan kolon descendens. Kemungkinannya disebabkan oleh faktor traumatis lumen, termasuk fecalith yang menyebabkan abrasi dari pembuluh darah, sehingga terjadi perdarahan. Perdarahan dari lesi kolon kanan dapat lebih banyak dan menghasilkan volume yang lebih besar daripada divertikula sisi sebelah kiri. Perdarahan divertikular berasal dari vasa recta yang terletak di submukosa, yang dapat pecah pada bagian puncak atau leher dari divertikulum tersebut. Divertikula yang terletak pada sisi kanan dapat mengekspos bagian yang lebih besar dari vasa recta menjadi luka, karena mereka memiliki bagian leher yang lebih luas dan bagian kubah yang lebih besar dibandingkan dengan divertikulum khas pada kolon sisi kiri.
Tanda dan Gejala Penyakit Divertikulosis
Kebanyakan penderita divertikulosis tidak menunjukan gejala. Tetapi beberapa ahli yakin bahwa bila seseorang mengalami nyeri kram, diare dan gangguan pencernaan lainnya, yang tidak diketahui penyebabnya, bisa dipastikan penyebabnya adalah divertikulosis. Pintu divertikulum bisa mengalami perdarahan, yang akan masuk ke dalam usus dan keluar melalui rektum. Perdarahan bisa terjadi jika tinja terjepit di dalam divertikulum dan merusak pembuluh darahnya. Perdarahan lebih sering terjadi pada divertikula yang terletak di kolon asendens. Divertikulanya sendiri tidak berbahaya. Tetapi tinja yang terperangkap di dalam divertikulum, bukan saja bisa menyebabkan perdarahan, tetapi juga menyebabkan peradangan dan infeksi, sehingga timbul divertikulitis. Sumber perdarahan bisa diketahui melalui pemeriksaan kolonoskopi. konstipasi akibat sidrom spastik kolon sering mendahului terjadinya divertikulosis. kemudian terjadi ketidakaturan defekasi dan diare. terdapat nyeri kram pada kuadran kiri bawah, demam derajat rendah, dan mual, serta anoreksia.
Pengobatan, Perawatan, dan Pencegahan
            Mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat (sayuran, buah-buahan dan sereal) bisa mengurangi gejala dan mencegah terjadinya komplikasi.  Bila diet tinggi serat saja tidak akan efektif, bisa ditambah dengan bekatul giling atau mengkonsumsi 3,5 gram psillium dalam 8 ons air 1-2 kali/hari. Metil seluclosa juga dapat membantu. Diet rendah serat sebaiknya dihindari karena akan lebih banyak membutuhkan tekanan untuk mendorong isi usus. Divertikulosis tidak membutuhkan pembedahan. Tetapi divertikula raksasa harus diangkat, karena mereka lebih sering mengalami infeksi dan perforasi (perlubangan).
TUJUAN DAN SYARAT DIET PENYAKIT DIVERTIKULOSIS         
Tujuan diet penyakit divertikulosis adalah untuk:
1.     Meningkatkan volume dan konsistensi feses.
2.     Menurunkan tekanan intraluminal.
3.     Mencegah infeksi.
Syarat-syarat diet penyakit diverikulosis adalah:
1.     Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal.
2.     Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter sehari.
3.     Serat tinggi.
BAHAN MAKANAN YANG DILARANG DAN DIANJURKAN
Penderita diverikulosis memiliki beberapa karakteristik pangan yang dianjurkan untuk dikonsumsi dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Pada sumber karbohidrat, penderita diverikulosis lebih Sumber protein nabati yang dianjurkan untuk para penderita diverikulosis adalah kacang-kacangan yang dikonsumsi dengan kulitnya. Secara lengkap, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Dilarang   
Bahan Makanan
Dianjurkan
Tidak Dianjurkan
Sumber karbohidrat
Beras tumbuk/merah, havermout, roti whole wheat.
Beras dibubur/ditim, kentang rebus, tepung-tepungan dibuat bubur atau dibuat puding.
Sumber protein nabati
Kacang-kacangan yang dikonsumsi dengan kulitnya seperti kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan hasil olah kacang-kacangan, seperti tempe.
Kacang-kacangan yang rendah serat, seperti Tahu, tempe ditim, direbus.
Sayuran
Sayuran yang serat tinggi, seperti daun singkong, daun kacang panjang, daun pepaya, brokoli, jagung muda, oyong, pare, kacang panjang, buncis, dan ketimun.
Sayuran yang sedikit mengandung serat dan sedang seperti kacang panjang, buncis muda, wortel direbus, dikukus.
Buah-buahan
Buah-buahan yang berserat tinggi, seperti jeruk (dimakan selaputnya), nenas, mangga, salak, pisang, pepaya, sirsak, serta buah yang dimakan dengan kulitnya, seperti apel, anggur, belimbing, pir, dan jambu biji.
Buah-buahan yang berserat rendah, buah yang dimakan tanpa kulit dan biji.

Sekedar Info Tentang KADARZI

Ayo Tingkatkan Kesehatan Keluarga Dengan Perilaku Kadarzi
Masalah gizi masyarakat masih memerlukan perhatian, hal ini diketahui dari masih tingginya status gizi kurang pada balita (28%), Kurang vitamin A 50% (kadar Vit A dalam serum kurang dari 20mcg/dl), Anemia Gizi Besi berkisar 50% dari berbagai kelompok umur, dan Gangguan Akibat kekurangan Yodium berdasarkan Total Goitre Rate (TGR) 9,8%. Penyebab utama lamanya penurunan prevalensi, karena rendahnya kasadaran masyarakat terhadap upaya perbaikan gizi. Menteri Kesehatan telah menerbitkan strategi 17 Sasaran dalam memperbaiki kesehatan masyarakat melalui Desa Siaga, sasaran ke 3 perbaikan gizi masyarakat melalui Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) yang diupayakan atas dasar pemberdayaan masyarakat.
Definisi KADARZI ( Keluarga Sadar Gizi)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi setiap anggota. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan :
1.     Menimbang berat badan secara teratur.
2.     Memberi ASI eksklusif sejak bayi lahir hingga umur 6 bulan.
3.     Makan beraneka ragam.
4.     Menggunakan garam beryodium.
5.     Minum suplemen gizi (TTD dan Kapsul Vitamin A dosis tinggi) sesuai anjuran.
Tujuan dan Sasaran KADARZI
Tujuan umum KADARZI yaitu seluruh keluarga berperilaku sadar gizi sedangkan tujuan khususnya untuk meningkatkan kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh informasi gizi dan meningkatkan kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh pelayanan gizi yang berkualitas.
            Sasaran dari pelaksanaan KADARZI yaitu :
a.     80% balita ditimbang setiap bulan
b.    80% bayi 0-6 bulan diberi ASI saja (ASI eksklusif)
c.    90% keluarga menggunakan garam beryodium
d.    80% keluarga makan beraneka ragam sesuai kebutuhan
e.     Semua balita gizi buruk dirawat sesuai standar tata laksana gizi buruk
f.     Semua anak 6-24 bulan GAKIN mendapat MP-ASI
g.     80% balita (5-59 bulan) dan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A sesuai anjuran
h.    80% ibu hamil mendapat TTD minimal 90 tablet selama kehamilannya.
Indikator Pencapaian KADARZI
            Indikator dan definisi operasional dari perilaku KADARZI akan diukur minimal dengan 5 (lima) indikator yang menggambarkan perilaku sadar gizi. Penggunaan 5 indikator disesuaikan dengan karakteristik keluarga sebagai berikut:
Tabel 1 Penilaian indikator KADARZI berdasarkan karakteristk keluarga
No
Karakteristik keluarga
Indicator KADARZI yang berlaku *)
Keterangan


1
2
3
4
5

1
Bila keluarga mempunyai ibu hamil, bayi 0-6 bulan, balita 6-59 bulan,√
Indikator ke 5 yang digunakan adalah balita yang mendapat kapsul vitamin A
2
Bila keluarga mempunyai bayi 0-6 bulan, balita 6-59 bulan
-
3
Bila keluarga mempunyai ibu hamil, balita 6-59 bula
-
Indikator ke 5 yang digunakan adalah balita mendapat kapsul vitamin A
4
Bila keluarga mempunyai ibu hamil
-
-
Indikator kelima yang digunakan adalah ibu hamil mendapat TTD 90 tablet
4
Bila keluarga mempunyai bayi 0-6 bulan
Indikator ke 5 yang digunakan adalah ibu nifas mendapat suplemen gizi
6
Bila keluarga mempunyai balita 6-59 bulan
-
-
7
Bila keluarga tidak mempunyai bayi, balita, dan ibu hamil
-
-
-
-
 Sumber : Departemen Kesehatan (2007)
Keterangan  √ : berlaku
-   : tidak berlaku
            Tercapainya seluruh keluarga menjadi Keluarga Sadar Gizi dan tujuan Desa Siaga merupakan salah satu prioritas dalam rangka pencapaian Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009. Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 tersebut yaitu :
1.     Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
2.     Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
3.     Meningkatkan sistem surveilans, monitoring, dan informasi kesehatan
4.     Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Strategi Pencapaian KADARZI
Strategi untuk mencapai sasaran KADARZI adalah sebagai berikut :
1.     Meningkatkan fungsi dan peran posyandu sebagai wahana masyarakat dalam memantau dan mencegah secara dini gagguan pertumbuhan balita.
2.     Menyelenggarakan pendidikan/promosi gizi secara sustematis melalui advokasi, sosialisasi, Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dan pendampingan keluarga.
3.     Menggalang kerjasama dengan lintas sektor dan kemitraan dengan swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta pihak lainnnya. Dalam mobilisasi sumberdaya untuk penyediaan pangan rumah tangga, peningkatan daya beli keluarga dan perbaikan asuhan gizi.
4.     Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan suplementasi gizi terutama zat gizi mikro dan MP-ASI bagi balita GAKIN.
5.     Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas puskesmas dan jaringannya dalam pengelolaan dan tatalaksana pelayanan gizi.
6.     Mengupayakan dukungan sarana dan prasarana pelayanan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi di puskesmas dan jaringannya.
7.     Mengoptimalkan surveilans berbasis masyarakat melalui Pemantauan Wilayah Setempat Gizi, Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa Gizi Buruk dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi.
Daftar Pustaka
[Depkes]. Departemen Kesehatan. 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Jakarta: Departemen Kesehatan.