Rabu, 09 November 2011

Sekedar Info Tentang KADARZI

Ayo Tingkatkan Kesehatan Keluarga Dengan Perilaku Kadarzi
Masalah gizi masyarakat masih memerlukan perhatian, hal ini diketahui dari masih tingginya status gizi kurang pada balita (28%), Kurang vitamin A 50% (kadar Vit A dalam serum kurang dari 20mcg/dl), Anemia Gizi Besi berkisar 50% dari berbagai kelompok umur, dan Gangguan Akibat kekurangan Yodium berdasarkan Total Goitre Rate (TGR) 9,8%. Penyebab utama lamanya penurunan prevalensi, karena rendahnya kasadaran masyarakat terhadap upaya perbaikan gizi. Menteri Kesehatan telah menerbitkan strategi 17 Sasaran dalam memperbaiki kesehatan masyarakat melalui Desa Siaga, sasaran ke 3 perbaikan gizi masyarakat melalui Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) yang diupayakan atas dasar pemberdayaan masyarakat.
Definisi KADARZI ( Keluarga Sadar Gizi)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi setiap anggota. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan :
1.     Menimbang berat badan secara teratur.
2.     Memberi ASI eksklusif sejak bayi lahir hingga umur 6 bulan.
3.     Makan beraneka ragam.
4.     Menggunakan garam beryodium.
5.     Minum suplemen gizi (TTD dan Kapsul Vitamin A dosis tinggi) sesuai anjuran.
Tujuan dan Sasaran KADARZI
Tujuan umum KADARZI yaitu seluruh keluarga berperilaku sadar gizi sedangkan tujuan khususnya untuk meningkatkan kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh informasi gizi dan meningkatkan kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh pelayanan gizi yang berkualitas.
            Sasaran dari pelaksanaan KADARZI yaitu :
a.     80% balita ditimbang setiap bulan
b.    80% bayi 0-6 bulan diberi ASI saja (ASI eksklusif)
c.    90% keluarga menggunakan garam beryodium
d.    80% keluarga makan beraneka ragam sesuai kebutuhan
e.     Semua balita gizi buruk dirawat sesuai standar tata laksana gizi buruk
f.     Semua anak 6-24 bulan GAKIN mendapat MP-ASI
g.     80% balita (5-59 bulan) dan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A sesuai anjuran
h.    80% ibu hamil mendapat TTD minimal 90 tablet selama kehamilannya.
Indikator Pencapaian KADARZI
            Indikator dan definisi operasional dari perilaku KADARZI akan diukur minimal dengan 5 (lima) indikator yang menggambarkan perilaku sadar gizi. Penggunaan 5 indikator disesuaikan dengan karakteristik keluarga sebagai berikut:
Tabel 1 Penilaian indikator KADARZI berdasarkan karakteristk keluarga
No
Karakteristik keluarga
Indicator KADARZI yang berlaku *)
Keterangan


1
2
3
4
5

1
Bila keluarga mempunyai ibu hamil, bayi 0-6 bulan, balita 6-59 bulan,√
Indikator ke 5 yang digunakan adalah balita yang mendapat kapsul vitamin A
2
Bila keluarga mempunyai bayi 0-6 bulan, balita 6-59 bulan
-
3
Bila keluarga mempunyai ibu hamil, balita 6-59 bula
-
Indikator ke 5 yang digunakan adalah balita mendapat kapsul vitamin A
4
Bila keluarga mempunyai ibu hamil
-
-
Indikator kelima yang digunakan adalah ibu hamil mendapat TTD 90 tablet
4
Bila keluarga mempunyai bayi 0-6 bulan
Indikator ke 5 yang digunakan adalah ibu nifas mendapat suplemen gizi
6
Bila keluarga mempunyai balita 6-59 bulan
-
-
7
Bila keluarga tidak mempunyai bayi, balita, dan ibu hamil
-
-
-
-
 Sumber : Departemen Kesehatan (2007)
Keterangan  √ : berlaku
-   : tidak berlaku
            Tercapainya seluruh keluarga menjadi Keluarga Sadar Gizi dan tujuan Desa Siaga merupakan salah satu prioritas dalam rangka pencapaian Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009. Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 tersebut yaitu :
1.     Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
2.     Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
3.     Meningkatkan sistem surveilans, monitoring, dan informasi kesehatan
4.     Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Strategi Pencapaian KADARZI
Strategi untuk mencapai sasaran KADARZI adalah sebagai berikut :
1.     Meningkatkan fungsi dan peran posyandu sebagai wahana masyarakat dalam memantau dan mencegah secara dini gagguan pertumbuhan balita.
2.     Menyelenggarakan pendidikan/promosi gizi secara sustematis melalui advokasi, sosialisasi, Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dan pendampingan keluarga.
3.     Menggalang kerjasama dengan lintas sektor dan kemitraan dengan swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta pihak lainnnya. Dalam mobilisasi sumberdaya untuk penyediaan pangan rumah tangga, peningkatan daya beli keluarga dan perbaikan asuhan gizi.
4.     Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan suplementasi gizi terutama zat gizi mikro dan MP-ASI bagi balita GAKIN.
5.     Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas puskesmas dan jaringannya dalam pengelolaan dan tatalaksana pelayanan gizi.
6.     Mengupayakan dukungan sarana dan prasarana pelayanan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi di puskesmas dan jaringannya.
7.     Mengoptimalkan surveilans berbasis masyarakat melalui Pemantauan Wilayah Setempat Gizi, Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa Gizi Buruk dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi.
Daftar Pustaka
[Depkes]. Departemen Kesehatan. 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Jakarta: Departemen Kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar